Langsung ke konten utama

Liburan ke Kawasan Wisata Dieng : Part 1

Pemandangan sekitar kawasan Gunung Prau di Dieng yg padat penduduk


Tibanya Libur Akhir Tahun Pembelajaran


Ulangan Kenaikan Kelas atau UKK telah usai,alhamdulillah kali ini aku tetap mendapatkan peringkat terbaik di kelas,senang rasanya bisa menyenangkan hati orang tua,tapi kali ini agak berbeda,dengan nilai raport agak menurun saya agak kurang menyukainya,gumamku"Mungkin karena faktor habis magang,dan kurang persiapan"
Tapi tak apalah,lagian yg dibutuhkan sekarang ini adalah merefresh otak setelah 1 tahun lamanya bersekolah.

Berawal Bermain ke Rumah Teman Malah Mendapat Tawaran Liburan Bersama ke Gunung Prau


Kini saatnya libur lebaran plus liburan sekolah bergeliat,hari demi hari ku lewati,membantu orang tua dan merawat tanaman kini menghiasi perjalanan liburanku yg membosankan di rumah.Aku putuskan untuk coba berkunjung ke rumah teman,Salman ia teman baikku,disaat liburan aku ingin mengunjunginya,sembari berbincang mengenai apa kabarnya,dan banyak perbincangan lainnya,ia dulu sering bersamaku di perpustakaan ketika temanku yg lain memilih untuk bermain bola.Dan kini ia tetap penyuka buku sama sepertiku, ia memiliki koleksi buku yg tertata rapih di meja belajarnya,aku kagum melihatnya,berbagai genre buku ia beli dan dia bilang bahwa ia membelinya ketika ada even pameran buku di Kota Pekalongan juga di Kajen (ibukota kabupaten Pekalongan).

Aku mencoba menyentuh koleksinya,tak segan aku pun baca satu persatu sambil mencari buku yg sesuai dengan yg aku inginkan,di meja belajar Salman memiliki banyak koleksi buku,jika dihitung mungkin puluhan,genre bacaanya pun berbeda beda mulai dari polikik,agama sejarah hingga psikologi,namun yg Salman sukai adalah buku cerpen milik penulis terkenal Tere Liye.buku cerpenya tebal sekali,aku juga coba membacanya,walaupun aku kurang suka cerpen,menurutku bacaanya terkesan rumit,karena butuh pemahaman kosakata yg tinggi dalam buku milik Tere Liye.
Mengenai koleksi bukunya aku bertanya banyak,hingga ia menawarkan buku untuk dipinjam olehku,tak ku tolak tentunya aku kemudian ku pinjam 1 buku bergenre ilmu psikologi dan ilmu agama,dan ku berharap buku yg ku pinjam ini dapat mengisi hari pikirku.

Lalu terdengarlah suara motor,dan di lanjutkan suara orang meminta izin masuk rumah,tak disangka ternyata temannya datang,namun aku tetap terdiam di kamarnya Salman sembari membaca buku,sedangkan salman keluar untuk melayani teman yg berkunjung ke rumahnya.

Dalam perbincangan terselip ajakan untuk berlibur oleh salah satu temannya,dan tujuan wisatanya cukup menarik bagiku,hingga Salman kembali lagi ke kamar untuk menawarkan berlibur bersamanya yakni liburan mendaki Gunung Prau di Dieng,wow dalam hatiku ini pengalaman pertamaku naik gunung dan tak akan sia siakan kesempatan ini,aku pun menerima ajakannya.
Walaupun sebenarnya rencana liburan ini terkesan dadakan alias mepet dengan waktu pelaksanaannya aku tetap ingin ikut.Di rumah ku persiapkan berbagai keperluan untuk bekal mendaki,seperti sweeter,kaos,sarung tangan,sepatu dan keperluan lainnya.Tak lupa aku juga minta izin ke bapaku walaupun beliau agak keberatan ,tapi aku tetap diperbolehkan.Aku juga harus pintar menjaga kondisi kesehatanku,lantaran perjalanan wisata cukup panjang dan memakan waktu berjam-jam.

Dimulainya Ekspedisi  menuju Kawasan Dieng


Selang beberapa hari,waktu berangkat telah tiba,segera kami ber empat yakni aku,Salman dan kedua temannya Ulum dan Nopal mempersiapkan  alat masak portabel,yg kami buat dari kaleng bekas.Kami juga membeli sejumlah makanan dan minuman,kami berangkat sekitar pukul 14.00 namun waktu kita terulur di perjalanan,karena kita juga membeli makanan disaat waktu perjalanan.

Di sepanjang perjalanan  kami disuguhkan pemandangan yg cantik,mulai dari hijaunya perkebunan karet di daerah Kajen dan rimbunnya hutan di Kecamatan Paninggaran,hawa dingin pun mulai menusuk kulitku,Hawa segarpun kami rasakan ketika kami memasuki Paninggaran menuju daerah Kalibening,kami juga menemui sejumlah objek wisata di Paninggaran seperti Curug Jlarang,sebuah wisata air terjun.Dari Paninggaran kita dapat melihat hijaunya pemandangan Pegunungan Serayu Utara.

Senja di ujung selatan kabupaten Pekalongan


Perjalanan Terhenti di Kalibening,Tapi Nikmatnya Mie Ayam Kalibening Jadi Teman Hangat Kami.


Menuju kecamatan Kalibening  kami melihat hamparan hutan yg hijau,namun ketika tiba di pusat kecamatannya  barisan berbagai bangunan dan toko menjadi pemandangannya,hari semakin sore.
Dan hari mulai redup dan mendung,tak disangka waktu di jalanan menuju Karangkobar kami kehujanan,kami putuskan untuk berhenti si salah satu mushola yg kecil,sekalian kita sholat ashar.


Terjebak hujan di Kalibening

Usai kami sholat hujan pun mulai menurun intensitasnya,namun masih gerimis,setelah agak reda kami ber empat sepakat mencari makanan di jajaran bangunan sejajar mushola karena perut kami mulai lapar dan kedinginan,kami menemukan sebuah rumah makan mie ayam bergaya kafe,pokoknya cocok buat anak muda seperti kami,ternyata enak loh mie ayam nya tak kalah dengan mie ayam di daerah kami.
Ini momen tepat,suasana dingin terpecah oleh nikmatnya mie ayam khas Kalibening dan hangatnya  minuman coklat.Mungkin tiada duanya,setelah kami mengisi perut,kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan.Di perjalanan view  perkebunan sayuran dan teh adalah pemandangan sepanjang perjalanan di daerah Banjarnegara.
Kedua Kalinya Perjalanan Kami di Guyur butiran air Hujan dan Kami Ditemani 2 pemuda mas-mas dari Kota Pekalongan.

Hari semakin larut malam,namun perjalanan kami  masih sangat panjang,bahkan belum sampai setengah perjalanan,padahal hari mulai gelap.Saat waktu maghrib tiba,kami diguyur hujan lebat di daerah Karangkobar,kami kehujanan secara tiba tiba,akibatnya kami harus berteduh di sebuah rumah bertoko,pakaian luar  kami basah,kami beristirahat di rumah itu sambil menunggu hujan reda,namun tampaknya hujan masih tetap ganas.
mungkin pertanda kami harus sholat magrib dan isya,setelah hujan mulai menurun intensitasnya,kami bergantian sholat,lantaran kami terpaksa bergantian mulai memakai mantel hujan,setelah kami sholat hujan masih terus turun,dan kami ingin menunggu sambil ngopi dan bermain game,dan sejenak mengambil napas setelah seperempat  hari mengarungi jalanan berkelok dan gelap,tak lupa kami juga bertemu 1 orang pemuda yg sama sama berteduh,dari sini kami dan mereka sepakat melanjutkan perjalanan bersama.Malam semakin sepi dan dingin,kami beranjak melanjutkan perjalanan hingga kita kemalaman di jalan,kabut tebal mulai mengahalangi pandangan kami,kita harus berhati hati,adanya kabut akan membatasi jarak pandang,ini menyulitkan pandangan kami,aku juga merasakan rasa was-was  takut terjadi apa-apa,karena bahaya juga adanya kabut ini.namun aku juga berdoa dan bersholawat meminta keselamatan kepada Allah.

Jalanan berkelok,turunan dan tanjakan curam mulai menghantui perjalanan kami.kami terus memutar laju sepeda motor,tiba sekitar puku 21.00 WIB,kami berhenti sejenak di salah satu Masjid di pinggir jalan menuju Dieng,kami disini menunaikan sholat isya,sembari kembali melepas lelah dan duduk santai,tetapi hawa dingin sangat menusuk tubuh kami,badanku jadi gemeteran. Serasa dingin freezer kulkas,artinya kami semakin dekat dengan kawasan wisata Dieng,di masjid kami berbincang dengan dua pemuda laki laki tadi dari Kota Pekalongan,mereka memiliki tujuan yg sama dengan kita yakni ke kawasan wisata dieng namun berbeda spot wisatanya,.mereka akan ke wisata Bukit Sikunir yg terkenal akan keindahan golden sunrisenya.

Syahdunya Malam Mingguan di Dieng Ditemani Oleh Alunan Lembut Musik
Perjalanan kami lanjutkan,hingga jalanan di Dieng sepi,setelah menempuh perjalanan puluhan menit akhirnya kami telah tiba di tugu"Welcome to Dieng",kami memakirkan kendaraan kami disamping jalan,lalu kami membeli perlengkapan pendakian yg kurang seperti sarung tangan dan penutup hangat kepala,sambil menikmati dinginnya malam,kami duduk  di sebelah toko,tak lupa kumpulan pemuda entah dari mana asalnya mengalunkan lagu lagu melow yg menambah syahdunya malam ini,seumur hidupku belum merasakan seperti ini,aku yg hobi mendengarkan musik sambil lirih mengikuti irama musik dari kumpulan pemuda itu sambil menghangatkan tubuh dari bakaran tumpukan sampah warung.


Tugu welcome to Dieng
(Picture by:oleholehwaktu.blogspot.com)


Sepatu kami pun lepas untuk disandingkan dengan baranya api yg dapat mengurangi kadar air pada sepatu kami.
Kemudian kami lanjutkan dengan makan malam di warung dekat bara api tadi.hingga kami melanjutkan perjalanan kami menuju basecamp pendakian Gunung Prau,di perjalanan kami berpisah dengan kedua pemuda tadi,kini kami telah sampai di parkiran,kami diarahkan oleh petugas untuk segera masuk ke parkiran yg berupa tanah lapang nan luas dan gelap,kami mengurus retribusi parkir kepada petugas.
Kemudian kami berdoa di parkiran,kami saling bergandengan tangan dan berdoa semoga pendakian kita sukses,amiin.
Bersambung ke part 2

Komentar